Tidak menghadiri pemakaman beliau serasa hati ini tak tenang..
Dimana lokasinya, seperti apa peristirahatannya.... terus berkecamuk di kepala..
Keluar Project jam 17:00 kayaknya sih masih ada waktu untuk mampir sebentar untuk tau :
how it looks like...
So i rode on my bike to my uncles's cemetry.
It was dark and cloudy when i reached that place..
i raced with the rain..
Its a small, peace, and what catched by my feeling was a full of harmony place..
It is in a hill.
Karena letaknya di bukit maka motor pun harus dipacu keatas menanjaki tanjakan 30 derajat yg dibuat untuk naik ke bukit itu
(yang ternyata kesalahan besar)
Dengan rasa haru memenuhi dada.. tanah merah basah dan rangkaian bunga putih kuning dari Turba Jaya menjadi penunjuk lokasi pemakaman Paman..
Tak terasa air mata menitik tatkala do'a dipanjatkan kepada beliau..
Wal asri.
inna insaanalafii husri illaa ladzi na'amanu
wa'amilusshallihaati
watawa sobri haqqii
watawa soubri sobrii..
Demi masa,
sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian
kecuali orang yg beramal shalih
dan saling ingat-mengingatkan dalam kebaikan..
Sungguh benar ayat ini.
Diusia 40, semakin terasa bahwa hidup adalah fana.
10-20 tahun bagaikan terjadi di kedipan mata. Tidak lebih lama dari itu..
Terus setelah itu kita mau kemana..?
Ke kampung akhirat!
itulah tujuan sejati manusia.
Dunia ini adalah halte.
Tak lebih tempat transit dan tempat mampir!
Yaa hayyuu yaa Qoyyumm...
Dengan rahmat Mu aku mohon belas kasihan Mu
Janganlah membiarkan kami walaupun sekejap mata
Perbaiki lah segala urusan kami...
Rabbanaa aatinaa fiddunya hassanah
wafil aakhirati hasanah
wakinna azzabannaar...
Amiinn...
Jumat, 05 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar